Jumat, 27 Oktober 2017

MAKALAH EKONOMI KOPERASI

TUGAS MAKALAH
EKONOMI KOPERASI 3






FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




                                                                                       Depok, Oktober 2017

                                                                                              
Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I :
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
            1.1 Pendekatan kelembagaan komparatif .................................................. 1
            1.2 Penjelasan tentang ilmu koperasi ........................................................ 2
BAB II :
PEMBAHASAN MASALAH ............................................................................ 3
2.1 Tujuan badan usaha yang berbentuk koperasi ................................................ 3
2.2 Prinsip – prinsip koperasi dan kegiatan Self – Help ....................................... 3
2.3 Permasalahan yang Dihadapi Koperasi di Indonesia Saat Ini ........................ 4

2.4  Mekanisme Pasar Koperasi ........................................................................... 6

BAB III :
PENUTUP ......................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Pendekatan kelembagaan komparatif

Seperti dikatakan oleh filsuf Jerman, Emmanuel kant, bahwa “tidak ada sesuatu yang lebih praktis, selain sebuah teori yang baik”. Tanpa teori dan pemahaman empiris yang memadai atas kegiatan koperasi serta konsekuensinya, maka pengukuran kebijakan dan strategi yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi pada pencapaian berbagai tujuan (seperti meningkatkan pendapatan per kapita ) melalui koperasi, akan melahirkan peluang yang baik untuk menjadi Ad Hoc Hyphothesis yang tidak efisien, kontradiktif dan bahkan merugikan.
Koperasi di Negara berkembang, pada umumnya tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh secara bertahap serta meningkatkan efisiensi ekonominya agar sejajar dengan pesaing swasta dan ( lembaga ) ekonomi pemerintah (govermental economic competitors ) lainnya.
Adapun alasan penting yang menyebabkan kegagalan koperasi di Negara berkembang, antara lain :
1.      Dasar teoritis – empiris pengetahuan koperasi tradisional yang agak lemah.
2.      Tidak dimilikinya atau tidak digunakannya informasi yang justru secara potensial disediakan oleh pendiri koperasi/institusi yang bersangkutan.
Asumsikan bahwa perusahaan konvensional dan lembaga lainnya memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan koperasi. Jika ingin di perlihatkan keistimewaan koperasi dalam situasi bebas masuk di bandingkan dengan lembaga lainnya, harus di buktikan secara teoritis mengapa koperasi lebih kuat atau memiliki keunggulan komparatif


1.2    Penjelasan Tentang Ilmu Koperasi

Hal lain yang masih di butuhkan dalam suatu penjelasan adalah suatu pengaruh campur tangan ( intervening mechanism ), yang menghubungkan antara sebab dan akibat tersebut. Jika di buat proposisi bahwa jumlah beras yang di hasilkan tergantung pada jumlah hujan, maka penjelasannya harus mencakup suatu “ mekanisme produktivitas “ yang menetapkan bagaimana jumlah hujan di hubungkan dengan jumlah beras yang dihasilkan.
Ilmu koperasi merupakan ilmu yang masih lemah (cooperative science still being a soft and often dark science ), karena itu alasan dan argumen harus di jelaskan sejelas dan setransparan mungkin. Konsep teoritis yang jelas, mendorong pada penelaahan yang kritis maupun deduksi yang rasional atas pengukuran kebijakan serta tahap perbaikannya, melalui akumulasi wawasan teoritis dan pengetahuan empiris.
Jika suatu koperasi memberikan pelayanan kepada anggota dengan kondisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan organisasi pesaing, maka para anggota koperasi akan mengurangi tingkat kegiatannya. Jika manajemen koperasi korupsi, maka anggota koperasi akan meninggalkan koperasi.





BAB II
BADAN USAHA YANG BERBENTUK KOPERASI


2.1   Tujuan utama Koperasi Indonesia

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota.

2.2 Prinsip – prinsip koperasi dan kegiatan Self – Help
Sangat umum dalam literatur koperasi, ditemukan pandangan bahwa koperasi memiliki atau harus memiliki prinsip khusus yang memberikan pedoman, bagi kegiatan koperasi.
Serangkaian prinsip yang sering di kemukakan, adalah tujuh prinsip koperasi yang di kembangkan oleh koperasi modern pertama yang didirikan pada Tahun 1844 oleh 28 orang pekerja Lancashire di Rochdale. Prinsip tersebut  masih menjadi dasar gerakan koperasi international, yaitu :
1.      Keanggotaan terbuka
2.      Satu anggota, satu suara
3.      Pengembalian ( bunga ) yang terbatas atas modal
4.      Alokasi sisa hasil usaha sebanding dengan transaksi yang dilakukan anggota.
5.      Penjualan tunai
6.      Menekankan pada unsur pendidikan
7.      Netral dalam hal agama dan politik.
Menurut kriteria yang dipakai, walaupun seluruh prinsip Rochdale di hilangkan, masih dapat memberikan karakteristik bagi suatu organisasi menurut kriteria lainnya dimana para pemiliknya identik dengan pengguna jasanya sebagai koperasi.
Apa yang diinformasikan oleh prinsip ini merupakan pedoman atau norma, atau nilai yang sering kali atau harus memberikan pedoman bagi kegiatan organisasi yang disebut koperasi itu sendiri.

2.3 Permasalahan yang Dihadapi Koperasi di Indonesia Saat Ini
Koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan para anggotanya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju.
Namun koperasi sendiri sekarang mengalami banyak hambatan yang membuat koperasi lambat dalam berkembang, hambatan tersebut berasal baik dari fasilitas koperasi,anggota, masyarakat,pemerintah, lingkungan maupun pengurus koperasi itu sendiri, padahal koperasi ada penunjang perekonomian karena dengan adanya koperasi UKM diindonesia bisa berkembang pesat sehingga disaat negara mengalami inflasi, UKM bisa menghendel baik dari tenaga kerja maupun devisa negara, adapun masalah yang sering dihadapioleh koperasi diantaranya:
·         Keterbatasan dana yang dimiliki.
·         Tingkat pendidikan, keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para   anggota terbatas.
·         Partisipasi para anggotanya masih rendah baik dari RAP maupun kegiatan lainnya yang diberikan.
·         Keterbatasan pengetahuan anggota terhadap pembagian SHU.
·         Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama, bahkan tingkat pengembalian pinjaman yang amat lama sehingga dana / modal koperasi semakin berkurang.
·         Kurangnya pengawasan dari para pengurus koperasi.
·         Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan peminat dari masyarakatnya kurang, karena sebagian masyarakat beranggapan bahwa koperasi kurang menjanjikan.
·         Kurangnya edukasi tentang keuntungan dari koperasi bagi masyarakat.
·         Sedikitnya masyarakat untuk berwirausaha.

Faktor tersebut adalah masalah koperasi yang tiap tahunnya menjadi masalah koperasi yang belum bisa ditangani dengan baik hingga sekarang,tidak menutup kemungkinan koperasi berkembang ada beberapa daerah yang koperasinya bisa berkembang hal ini terjadi karena baik anggota,pengurus koperasi maupun pemerintah bisa saling berkordinasi dan saling bekerja sama dengan baik pasti masalah tersebut bisa ditangani adapun menurut saya solusi yang bisa dilakukan:
1.    Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang koperasi baik melalui iklan di tv, spanduk,koran ataupun sera langsung survei ke masyarakat, agar masyarakat percaya dan yakin bahwa koperasi badan usaha yang bagus sekaligus bisa meningkatkan dana/ modal koperasi karena banyak masyarakat yang mau menjadi anggota koperasi dan mau menginvestasikan uangnya kepada koperasi.
2.    Memberikan pendidikan/ pelatihan untuk para anggota koperasi.
3.    Adanya perjanjian hukum agar antar anggota dengan koperasi tidak saling merugikan baik dari pihak anggota maupun koperasi.
4.    Adanya rasa saling percaya dan bertanggung jawab atas kemajua koperasi baik dari pihak anggota maupun dari pihak pengurus atau pengawas koperasi.
5.    Memaksimalkan kerja para pengawas atau pengurus koperasi, karena ini adalah inti dari koperasi, jika pengurus atau pengawasnya tidak bekerja dengan baik seberapa banyak anggota yang ada dikoperasi tidak akan membuat koperasi berkembang.

2.4  Mekanisme Pasar Koperasi

Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang ikut berperan dalam mekanisme pasar tertentu baik dipasar input maupun dipasar output. Koperasi akan bersaing di pasar yang komplek dalam rangka memperebutkan atau mempertahankan pelanggan dan menjaga keberlangsungan hidupnya. Pada teori ekonomi mikro klasik, sistem pasar secara sederhana digambarkan dalam sebuah mekanisme sebagai mana terlihat pada gambar 2.3 yang menjelaskan bagaimana mekanisme pasar bekerja. Sektor rumah tangga adalah pemilik dari sumber daya yang dibutuhkan produsen. Sektor rumah tangga akan menjual sumber dayanya untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sektor rumah tangga menawarkan sumber daya kepada sektor produsen dan sektor produsen melakukan permintaan atas sumber daya tersebut.Hubungan tersebut melahirkan konsep penting dalam ekonomi yaitu konsep pasar sumber daya. Jadi, pasar sumber daya adalah pertemuan antara permintaan produsen akan sumber daya dengan penawaran rumah tangga konsumen akan sumber daya tersebut.

Di pasar eksternal, koperasi dapat berperilaku seperti halnya perusahaan individual, yaitu memaksimumkan keuntungan dari produk yang dijualnya. Koperasi akan membeli barang atau jasa kepada anggota atau nonanggota sebagai input bagi koperasi. Input tersebut dapat dijual kepada anggota dan dapat pula dijual kepada nonanggota. Jika dijual ke anggota, proses transaksi dan aliran barang dan uang akan terjadi di pasar internal. Tetapi jika barang atau jasa dijual kepada nonanggota, maka akan terjadi aliran barang atau jasa dan uang di pasar eksternal.

Dipandang dari aspek pemasaran koperasi, pada dasarnya koperasi mempunyai dua jenis orientasi bisnis, yakni orientasi service dan orientasi keuntungan. Service oriented ditujukan kepada anggota ( di pasar internal ) dan profit oriented ditujukan kepada non-anggota ( di pasar eksternal ). Service oriented di pasar internal harus dimaknai secara khusus, yakni pelayanan perusahaan koperasi yang diarahkan pada peningkatan manfaat keanggotaan. Wujud manfaat keanggotaan dapat dilihat dari pengembangan perusahaan individual anggota atau taraf hidup anggota koperasi akibat peran koperasinya.

Manfaat keanggotaan koperasi bisa dalam wujud manfaat ekonomis dan nonekonomis. Manfaat ekonomi dapat dirasakan secara langsung melalui harga pelayanan dan secara tidak langsung yang berupa pembagian SHU pada akhir periode akuntansi.

Keunggulan bersaing yang berkelanjutan hanya bisa diperoleh apabila koperasi melakukan inovasi terus menerus, mengembangkan modal sosial, melakukan pembelajaran organisasi, dan berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang terjadi.

1.    Inovasi
Inovasi berkaitan dengan proses kreatif dalam menemukan sesuatu yang baru yang dapat mendukung kesuksesan organisasi. Inovasi merupakan kunci sukses utama bagi keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kinerjanya. Kesejahteraan anggota hanya bisa tercipta apabila para kooperator bersedia untuk kreatif dan inovatif dalam menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi anggota.

Tekanan persaingan yang semakin hari semakin kuat dan perubahan kebutuhan pelanggan yang sangat cepat mengharuskan perusahaan koperasi menemukan suatu hal yang baru baik berupa metode, produk, maupun pasar guna meraih keunggulan kompetitif. Tugas manajemen koperasi hanyalah membimbing, melatih, memotivasi, mengawasi, dan mengendalikan agar perubahan-perubahan yang diharapkan mengarah pada upaya menghasilkan produk baru yang lebih baik dan lebih  diminati oleh konsumen dipasar eksternal.

2.    Modal sosial
Modal sosial berkaitan dengan keseluruhan sumber actual atau potensial mengenai kepemilikan sebuah jaringan yang tahan lama dari sebuah hubungan kelembagaan berdasarkan pengalaman yang menguntungkan. Modal sosial dapat meningkatkan kapasitas koperasi untuk menggunakan dan menyebarkan sumber daya dalam organisasi. Komponen komponen modal sosial seperti kepercayaan dan interaksi cenderung memperbesar minat anggota untuk berbagi sumber daya dan informasi.

Modal sosial sangat efektif membangun kekuatan ekonomi untuk tumbuh dan memiliki daya tahan lebih kokoh bila didukung oleh gerakan koperasi, sebab gerakan koperasi adalah sebuah gerakan ekonomi yang pasif, yang tidak mengenal kepemilikan tunggal karena dibentuk melalui keanggotaan terbuka dan dapat dikembangkan melalui nilai nilai budaya korporasi sebagai etikanya.

3.    Pembelajaran organisasi koperasi
Pembelajaran ini tidak hanya dalam bentuk pendidikan dan pelatihan anggota secara terprogram tetapi lebih jauh bahwa setiap anggota, pengurus, pengelola dan birokrat koperasi perlu menciptakan, mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan pengetahuan yang diperoleh untuk mencapai tujuan kemakmuran bersama. Dengan demikian pembelajaran organisasi berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan, mengintegrasikan, dan menerapkan pengetahuan. Kemampuan seperti itu sangat penting bagi perusahaan perusahaan yang mengembangkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan guna mencapai kinerja yang unggul.

Organisasi koperasi yang melakukan proses pembelajaran dalam system yang terpadu akan menunjukkan bahwa organisasi senantiasa siap bereaksi dan beradaptasi terhadap perubahan, organisasi belajar bagaimana memanfaatkan pengalaman pembelajaran organisasinya untuk menghasilkan strategi yang kreatif, dan kualitas sebuah proses akan tercemin dari adanya berbagai komitmen, termasuk komitmen untuk berkonsensus.

4.    Adaptasi koperasi pada lingkungan
Organisasi koperasi merupakan salah satu unsur dari unsur unsur lainnya yang ada dalam masyarakat yang saling berhubungan, saling tergantung, dan saling mempengaruhi sehingga merupakan satu kesatuan yang kompleks. Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, organisasi koperasi sebagai system terbuka tidak dapat terlepas dari pengaruh dan ketergantungan lingkungan internal maupun eksternal.
Lingkungan internal berkaitan dengan keseluruhan kondisi yang berasal dalam koperasi seperti sumber daya, kapabilitas dan kompetisi inti yang dimiliki perusahaan. Lingkungan eksternal koperasi terdiri dari lingkungan umum, lingkungan industry dan lingkungan pesaing




BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN :
Perlu dukungan dari banyak pihak untuk lebih mengembangkan koperasi. Karena koperasi akan berkembang jika dari anggotanya dapat bergerak untuk mengaktifkan usaha koperasi maka perlu penumbuhan kesadaran akan pentingnya peran anggota dalam kemajuan koperasi.





DAFTAR PUSTAKA


Hj. Djatnika, Sri, S.E., M.Si.(2003).Ekonomi Koperasi Teori Dan Manajemen.Jakarta:Salemba Empat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar