PENDAHULUAN
Manusia
merupakan makhluk individu dan maklhuk sosial. Sebagai makhluk individu setiap
manusia mempunyai cipta,rasa, dan karsa yang mendorong nya menciptakan hasil
karya yang disebut kebudayaan. Sebagai makhluk sosial , manusia memerlukan
bantuan individu lain agar mampu bertahan hidup. Kedudukan manusia sebagai
makhluk sosial mendorong terciptanya lingkungan sosial budaya dalam kehidupan
masyarakat
Lingkungan sosial budaya terdiri dari dua aspek, yaitu lingkungan sosial
dan lingkungan budaya. Lingkungan sosial adalah kekuatan masyarakat dan
berbagai sistem norma di sekitar individu atau kelompok manusia yang
memengaruhi tingkah laku dan interaksi mereka.
Lingkungan
budaya adalah keadaan sistem nilai budaya , ada istiadat , dan cara hidup
masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang . Berdasarkan kedua
pengertian tersebut , dapat dipahami bahwa dalam lingkungan sosial budaya
berlaku sistem yang memengaruhi cara hidup manusia dalam bermasyarakat.
sistem yang berlaku tiap tiap lingkungan sosial budaya berbeda satu sama
lain . misalnya , sistem yang berlaku di lingkungan rumah berbeda dengan sistem
lingkungan sekolah, Dirumah, tidak ada peraturan yang mengharuskan memakai
pakaian seragam. Inti nya ,Jika ingin bertahan disuatu lingkungan sosial budaya
tertentu, harus mampu beradaptasi dan mematuhi sistem aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut.
TEORI
ASPEK DASAR DARI BUDAYA
Bagi ahli
antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh
sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol
yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi
Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan
anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.”
Pandangan Ahli Antropologi
Seperti
diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum
and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara
seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan
pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan
sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus
memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam
melalui proses empati budaya.
Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T.
Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk
memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan
nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam
budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan
verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat
menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam
budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda
daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti
Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang
jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai.
Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.
Komunikasi dan Negosiasi
Jika
bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya,
“ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan
Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa
inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah
jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian.
Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan
atau menolak pertanyaan tadi.
Perilaku Sosial
Ada
sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di
dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan
jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan,
dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang
sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan
kepuasannya dengan bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak
diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab
Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang
kesehatan suami/istri.
Sosialisasi Antar-Budaya
Memahami
suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik
perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan
toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa
ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti
Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di
atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet
bukanlah norma mereka.
ANALISIS
kondisi
sosial budaya masyarakat akibat adanya suatu pembangunan ataupun aktivitas
kegiatan. Analisis sosial budaya bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial dan
budaya masyarakat. Analisis sosial budaya akan menilai kondisi sosial budaya
yang mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan akibat adanya suatu
kegiatan dan atau proses pembangunan. Analisis sosial budaya dapat diartikan sebagai
Kajian untuk mengenali struktur sosial budaya serta prasarana dan sarana
budaya; kajian ini dilakukan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bersifat lahiriah,
batiniah atau spiritual.
CONTOH KASUS
Kemiskinan
Sulitnya mencari pekerjaan karena
sedikitnya lapangan pekerjaan menjadikan kemiskinan adalah contoh masalah
sosial budaya yang lain. Di Indonesia secara umum, kemiskinan merupakan
permasalahan klasik yang tidak kunjung ditemukan solusinya. Hal ini bisa
terjadi karena kemiskinan adalah permasalahan yang cukup kompleks dan
membutuhkan perencanaan pemecahan dengan cara yang benar-benar matang.
Kemiskinan adalah sebuah
permasalahan yang selalu berujung kepada faktor ekonomi masing-masing keluarga.
Ekonomi inilah yang menjadi salah satu faktor
penghambat perubahan sosial budaya yang paling umum terjadi.
Tidak hanya di Indonesia, negara-negara berkembang lainpun memiliki
permasalahan yang sama tentang ekonomi dan kemiskinan ini.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar